![]() |
| Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, menggelar penyambutan meriah bagi pasukan negaranya yang kembali setelah menjalani penugasan dalam perang Rusia–Ukraina. (KCNA via KNS / AFP) |
FlashNews86.com - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, mengadakan sebuah upacara besar di Pyongyang untuk menyambut kembalinya pasukan Korut yang ditugaskan mendukung militer Rusia dalam perang melawan Ukraina. Dalam kesempatan itu, Kim tampak memeluk para prajurit yang terluka serta menganugerahkan gelar kehormatan kepada tentara yang gugur.
Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) melaporkan pada Sabtu (13/12) bahwa Kim memberikan apresiasi atas “kepahlawanan kolektif” Resimen Insinyur ke-528 Tentara Rakyat Korea yang baru menyelesaikan misi di wilayah Kursk, Rusia.
Kim memuji kinerja resimen tersebut selama sekitar 120 hari penugasan di luar negeri yang dimulai pada awal Agustus 2025. Selama berada di Rusia, mereka menjalankan tugas tempur dan teknik militer, termasuk operasi pembersihan ranjau di wilayah Kursk yang sebelumnya sempat diduduki pasukan Ukraina selama beberapa bulan sebelum ditinggalkan.
“Kalian berhasil melakukan hal luar biasa dengan mengubah wilayah yang sangat berbahaya menjadi area yang aman dan terkendali dalam waktu kurang dari tiga bulan, sebuah tugas yang bahkan dianggap mustahil untuk diselesaikan dalam hitungan tahun,” ujar Kim seperti dikutip Yonhap.
Ia juga menegaskan bahwa pasukan Korea Utara mampu menandingi, bahkan melampaui, kekuatan Barat yang dipersenjatai teknologi militer paling mutakhir, berkat semangat revolusioner yang kuat. Pernyataan itu disampaikan Kim dalam upacara yang digelar Jumat (12/12).
Dalam pidatonya, Kim turut menyinggung “kehilangan yang menyayat hati” atas gugurnya sembilan prajurit dari resimen tersebut. Ia mengumumkan bahwa unit itu akan menerima Order of Freedom and Independence, sementara para prajurit yang tewas akan dianugerahi gelar Pahlawan Republik Rakyat Demokratik Korea.
Mengutip Al Jazeera, rekaman video resmi menunjukkan para tentara berseragam turun dari pesawat, sementara Kim terlihat merangkul prajurit yang duduk di kursi roda.
Bulan lalu, Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi bahwa pasukan Korea Utara yang membantu memukul mundur serangan Ukraina di Kursk kini terlibat dalam operasi pembersihan ranjau di wilayah tersebut.
Saat menutup pertemuan penting Partai Buruh Korea yang berkuasa pada Kamis, Kim kembali memuji pengerahan pasukan Korut untuk mendukung Rusia. Ia menyebut langkah itu sebagai bukti prestise dan kekuatan Tentara Rakyat Korea di mata dunia.
Kim juga menegaskan keyakinannya bahwa tentara negaranya selalu meraih kemenangan dan mengklaim Korea Utara sebagai “pelindung sejati keadilan internasional”.
Berdasarkan pakta pertahanan bersama Moskow dan Pyongyang, sekitar 14.000 tentara Korea Utara diperkirakan dikerahkan untuk membantu Rusia, dengan jumlah korban tewas dan terluka diperkirakan mencapai 3.000 hingga 4.000 orang.
Upacara penyambutan pada Jumat (12/12) tersebut menjadi kegiatan publik terbaru Korea Utara untuk menghormati pasukannya yang terlibat dalam perang Rusia-Ukraina. Sebelumnya, pada Oktober, Kim terlihat memeluk tentara yang menangis saat upacara peletakan batu pertama monumen peringatan bagi prajurit Korut yang berperang di Rusia.
Pada Juni lalu, media pemerintah Korea Utara juga menayangkan momen Kim menyelimuti peti jenazah dengan bendera nasional, yang diduga merupakan prosesi pemulangan jenazah tentara Korut dari Rusia.

