FlashNews86.com - China masih mengambil sikap hati-hati dalam memberikan bantuan nyata kepada Venezuela, meski hubungan diplomatik kedua negara telah terjalin lama. Hal itu tercermin dari komunikasi terbaru antara menteri luar negeri China dan Venezuela yang hanya memuat pernyataan dukungan politik, tanpa menyebutkan komitmen bantuan konkret, di tengah meningkatnya ketegangan akibat blokade militer Amerika Serikat terhadap kapal tanker minyak Venezuela yang dikenai sanksi.
Dalam keterangan resmi terkait percakapan tersebut, Beijing tidak merinci bentuk dukungan material kepada Caracas, meskipun situasi keamanan di kawasan Amerika Selatan terus memanas menyusul langkah militer AS yang diklaim sebagai bagian dari perang melawan kartel narkoba.
Sikap ini menggambarkan posisi strategis China yang kompleks, yakni menyeimbangkan relasi dengan pemerintahan Presiden Venezuela Nicolás Maduro sekaligus menjaga stabilitas hubungan dengan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.
Dalam beberapa bulan terakhir, hubungan Beijing dan Washington sempat diwarnai ketegangan akibat sengketa perdagangan, termasuk soal tarif, logam tanah jarang, teknologi chip canggih, hingga tudingan keterlibatan China dalam produksi fentanil. Kondisi tersebut membuat China tampak berhitung agar dukungannya terhadap Venezuela tidak memicu eskalasi konflik ekonomi baru dengan AS.
Dalam percakapan teleponnya, Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyebut China dan Venezuela sebagai mitra strategis serta menegaskan penolakan Beijing terhadap tekanan sepihak. Ia juga menyatakan China mendukung hak negara-negara untuk menjaga kedaulatan dan martabat nasionalnya.
Wang Yi menambahkan bahwa Venezuela berhak menjalin kerja sama internasional secara mandiri demi kepentingan bersama, seraya menyebut komunitas internasional memahami posisi Caracas dalam mempertahankan hak-haknya. Pernyataan tersebut tidak secara eksplisit menyebut Amerika Serikat, namun absennya rujukan langsung itu dinilai mencerminkan kehati-hatian Beijing.
China selama ini diketahui telah menyalurkan pinjaman bernilai puluhan miliar dolar AS kepada Venezuela, yang sebagian besar dibayar melalui pasokan minyak. Terbaru, Beijing menyatakan dukungannya atas permintaan Venezuela untuk menggelar pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB guna membahas situasi tersebut.
Di sisi lain, tekanan Washington terhadap Caracas terus meningkat. Presiden Trump kembali menuntut Venezuela mengembalikan aset perusahaan minyak AS yang sebelumnya disita, sekaligus membela kebijakan blokade terhadap kapal tanker minyak yang terkena sanksi.
Ketegangan semakin memuncak setelah militer AS menyita sebuah kapal tanker minyak di perairan Venezuela dan mengerahkan kekuatan militer tambahan di kawasan tersebut. Pemerintah Venezuela mengecam tindakan itu sebagai pembajakan, sementara AS mengaitkan langkah militernya dengan upaya pemberantasan perdagangan narkoba.
Editor : Pri

