Jet China “Kunci Radar” ke Jet Jepang, Titik Panas Baru di Okinawa

 

Jet China “Kunci Radar” ke Jet Jepang, Titik Panas Baru di Okinawa

Perkembangan terbaru menunjukkan bahwa hubungan antara Jepang dan China kembali memanas. Pekan lalu, jet tempur China dari kapal induk Liaoning dituduh menargetkan dengan radar pesawat militer Jepang di sekitar perairan dekat pulau Okinawa, memicu kecaman keras dari Tokyo.

Menurut laporan, insiden terjadi dalam dua kali kesempatan saat jet Jepang sedang melakukan patroli dan identifikasi, pertama sekitar pukul 16:32 16:35 dan kemudian lagi pada 18:37 19:08 waktu setempat. 

Dalam kedua peristiwa itu, radar pandu tembakan firecontrol radar China dilaporkan diarahkan ke jetjet Jepang, tindakan yang dianggap oleh Jepang sebagai berbahaya dan bisa diinterpretasikan sebagai isyarat persiapan serangan.

Tak ada kerusakan fisik maupun korban dalam insiden ini, tetapi nilai simbolis dan potensi eskalasinya yang membuat Tokyo bereaksi keras.

Jepang Protes, China Bantah Adu Versi yang Menyulut Ketegangan

Pemerintah Jepang, melalui Shinjiro Koizumi selaku Menteri Pertahanan, menyatakan bahwa tindakan radar lockon dari pesawat China merupakan bentuk agresi yang melebihi kebutuhan keselamatan penerbangan. Pemerintah pun secara resmi memanggil duta besar China untuk menyampaikan protes keras.

Sementara itu, pihak China melalui angkatan lautnya membantah tudingan tersebut. Mereka menyebut operasi militer dengan jet tempur seperti yang dilakukan adalah bagian dari latihan rutin di perairan internasional dan menuding Jepang justru mengganggu formasi latihan mereka. Tuduhan terhadap radar lockon dianggap sebagai distorsi fakta yang tidak dapat diterima.

Klaim saling berlawanan ini menunjukkan betapa tipisnya ruang interpretasi dalam konfrontasi militer udara, terutama ketika terjadi di kawasan sengketa atau di jalur potensi konflik strategis.

Mengapa Situasinya Begitu Sensitif

Menembus radar pandu tembakan alias mengunci radar bukan sekadar manuver pengintaian. Dalam operasi militer modern, itu bisa menjadi sangat provokatif karena menunjukkan kemampuan untuk melacak dan mengunci target, yang merupakan tahap awal persiapan senjata. Bagi Jepang, itu artinya China memberi sinyal agresi, bukan sekadar latihan biasa.

Lebih jauh, insiden ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan Asia Pasifik: klaim teritorial, kebijakan keamanan, dan manuver militer yang semakin intens dari China.

Termasuk penggunaan kapal induk dan jet tempur di perairan dekat Okinawa dan jalur laut strategis menuju Taiwan. Dalam konteks ini, radar lockon bisa berarti uji batas, menunjukkan daya jelajah dan keberanian operasional.

Belum lagi, kegagalan atau mandeknya saluran komunikasi militer seperti hotline antara Jepang dan China menambah kekhawatiran. Hotline ini dibentuk untuk mencegah insiden tidak sengaja tapi dilaporkan tak berfungsi usai peristiwa radar, memperbesar risiko miskomunikasi yang bisa memicu konflik tak terduga.

Apa Artinya Semua Ini untuk Stabilitas Kawasan

Respons keras Jepang protes diplomatik, pengawasan lebih intens di udara dan laut menunjukkan bahwa Tokyo tidak siap menerima aksi semacam ini sebagai hal biasa. Pemerintah Jepang bahkan menyatakan akan ambil langkah tegas tapi terukur jika tindakan China terulang.

Dari sisi China, sikap bantahan resmi menunjukkan bahwa mereka ingin menjaga narasi bahwa manuver mereka sah. Tapi bagi negara-negara di kawasan terutama di Asia Pasifik, insiden ini seperti alarm bahwa konflik udara atau laut bisa terjadi kapan saja dan semua harus ekstra waspada.

Di tengah sorotan global soal keamanan kawasan, insiden ini bisa mempengaruhi pola aliansi, patroli maritim, dan postur militer nasional, tidak hanya bagi Jepang dan China tetapi juga negara tetangga yang memiliki kepentingan di jalur laut strategis.

Lebih baru Lebih lama

ads

Berita Amanah dan Terpeercaya

ads

Berita Amanah dan Terpeercaya
Berita Amanah dan Terpeercaya

نموذج الاتصال