Kelompok pejuang Palestina Hamas memberi tahu mediator internasional bahwa mereka bersedia menghentikan semua operasi ofensif terhadap Israel dari wilayah Gaza selama jangka panjang antara tujuh hingga sepuluh tahun asalkan Israel menarik mundur seluruh pasukannya dari Gaza.
Selain itu Hamas juga menyatakan kesediaannya menyembunyikan senjata senjata mereka sebagai bentuk komitmen untuk menjaga gencatan senjata. Pernyataan ini disampaikan seorang pejabat senior Palestina yang mengetahui pembicaraan kepada media Arsip.
Menurut sang pejabat yang meminta anonimitas mengingat sensitifitas negosiasi tawaran itu sudah disampaikan pekan lalu di Kairo melalui mediator dari negara negara seperti Mesir Qatar dan Turki.
Apa Makna di Balik Hudna Tujuh hingga Sepuluh Tahun
Dalam tradisi konflik di Timur Tengah istilah hudna biasa dipakai sebagai penanda gencatan senjata jangka panjang. Dalam tawaran Hamas periode ini akan ditandai dengan komitmen bahwa tidak ada lagi senjata akan ditembakkan dari Gaza ke Israel serta penyembunyian senjata demi menjaga kepercayaan antar pihak.
Mediator internasional akan bertindak sebagai penjamin bahwa komitmen tersebut dipatuhi dengan pengawasan langsung terhadap penyimpanan senjata. Selama masa itu fokus Gaza akan dialihkan ke rekonstruksi dan pengelolaan pemerintahan internal sebagai upaya memulihkan kondisi setelah dua tahun penuh perang pengepungan dan pengungsian massal.
Mengapa Hamas Mengajukan Tawaran Ini Sekarang
Menurut pejabat yang berbicara kepada media tersebut inisiatif ini adalah bentuk langkah substantif dari Hamas dengan tujuan memberikan momentum bagi fase selanjutnya dari negosiasi.
Dengan menawarkan gencatan senjata yang serius dan jangka panjang Hamas tampak membuka jalan bagi kemungkinan rekonsiliasi yang lebih luas selama tuntutan mereka dipenuhi terutama penarikan total Israel dari Gaza.
Hamas selama ini menolak menyerahkan senjatanya kecuali di bawah kepemimpinan yang dipilih secara demokratis dari negara Palestina berdaulat penuh. Mereka menegaskan bahwa kampanye bersenjata mereka hanya akan berakhir bila pendudukan atas tanah Palestina benar benar dihentikan.
Potensi Implikasi Jika Kesepakatan Tercapai
Gaza bisa fokus pada proses rekonstruksi dan pemulihan sosial mulai dari penataan ulang pemerintahan internal sampai membantu pengungsi kembali.
Berkurangnya aksi militer berarti kemungkinan korban sipil dan kerusakan infrastruktur bisa ditekan secara drastis.
Kepercayaan internasional terhadap proses perdamaian bisa meningkat terutama jika negara negara penengah benar benar berperan aktif sebagai pengawas kepatuhan.
Namun bagi sebagian pihak keberadaan senjata meski disembunyikan tetap menjadi tanda bahwa potensi konflik bisa muncul kembali kapan saja jika kondisi berubah.
Tantangan yang Tetap Membayangi
Meskipun tawaran ini terdengar seperti harapan bagi perdamaian tantangan besar masih berada di depan mata. Salah satunya apakah penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza benar benar akan dipenuhi sebagai syarat masuknya gencatan senjata.
Sebelumnya ketika pihak Israel mengajukan gencatan senjata sementara tanpa penarikan penuh dan meminta pelucutan senjata Hamas menolak. Mereka menilai proposal semacam itu tak bisa menjamin penyelesaian konflik karena tidak menyentuh akar masalah pendudukan.
Artinya meski sekarang Hamas tampak membuka opsi dengan hudna tujuh hingga sepuluh tahun dan penyembunyian senjata semua itu tergantung pada bagaimana Israel dan mediator internasional merespons serta keseriusan mereka menjamin penarikan pasukan.
Harapan yang Terbuka Tapi Tetap Waspada
Tawaran gencatan senjata jangka panjang yang disampaikan Hamas bisa membuka peluang nyata bagi upaya perdamaian di Gaza. Tapi ini hanya akan jadi mulai dari janji fase paling penting justru ada di dalam implementasi penarikan pasukan Israel pengawasan ketat atas senjata dan keterlibatan mediator internasional sebagai penjamin.
Jika semua syarat bisa dipenuhi warga Gaza mungkin mendapat ruang untuk membangun kembali hidup mereka. Tapi bila ada satu syarat saja yang terlupakan seperti senjata yang tersembunyi muncul kembali atau keberadaan militer asing tetap tinggal maka konflik bisa menyala lagi.
Semua pihak harus sadar tawaran ini berisi harapan besar tapi juga pertaruhan tinggi bagi masa depan perdamaian.

