BPOM Turun Langsung, Distribusikan Obat dan Sembako untuk Korban Banjir Aceh

BPOM Turun Langsung, Distribusikan Obat dan Sembako untuk Korban Banjir Aceh

 

BPOM Hadir Bantu Korban Banjir Aceh dengan Layanan Holistik

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI membuka posko kemanusiaan bernama BPOM Peduli Aceh untuk membantu masyarakat dan relawan terdampak banjir di wilayah Sumatra Utara dan Aceh. Posko ini resmi diluncurkan oleh Kepala BPOM, Taruna Ikrar, sebagai respon cepat terhadap kondisi darurat setelah bencana.

Melalui posko tersebut, BPOM mendistribusikan bantuan logistik seperti obat‑obatan, suplemen kesehatan, makanan, minuman, hingga kebutuhan pokok lain seperti selimut dan lampu minyak kepada warga terdampak. 

Selain itu, upaya pendampingan psikologis disediakan melalui layanan konseling trauma, ditujukan untuk korban langsung maupun relawan yang membantu proses tanggap darurat. Taruna Ikrar menegaskan bahwa kehadiran BPOM di lapangan bukan semata tugas administratif, melainkan wujud empati dan solidaritas kemanusiaan. 

Menyediakan Bantuan Nyata: Obat, Sembako, Suplemen, dan Perlindungan Dasar

Dalam kondisi darurat seperti pasca banjir dan longsor, kebutuhan mendesak bukan hanya makanan dan pakaian tetapi juga obat‑obatan, suplemen kesehatan, dan peralatan dasar agar warga bisa bertahan. 

BPOM Peduli Aceh hadir tepat sasaran dengan menyalurkan paket bantuan logistik yang meliputi obat‑obatan, suplemen, pangan, minuman, hingga kebutuhan mendasar seperti selimut dan lampu minyak.

Distribusi ini dilakukan melalui koordinasi langsung dengan pemerintah daerah, organisasi kemanusiaan, dan relawan di lokasi terdampak. Dengan demikian, upaya bantuan bisa menjangkau mereka yang paling membutuhkan, termasuk warga di daerah terpencil atau yang aksesnya terhambat akibat bencana. 

Taruna menekankan bahwa kerja ini merupakan bentuk kehadiran sebagai “sahabat dan saudara” bagi masyarakat yang sedang mengalami masa sulit.

Konseling Trauma: Merawat Luka Mental Korban dan Relawan

Bencana alam tidak hanya menimbulkan kerusakan fisik dan material, tetapi juga tekanan psikologis yang mendalam. Mengenali hal ini, BPOM Peduli Aceh menyediakan layanan konseling trauma di posko sebuah ruang pemulihan psikologis bagi korban dan relawan.

Layanan ini ditujukan tak hanya untuk mereka yang mengalami kehilangan atau kerugian, tetapi juga bagi relawan yang merasa kelelahan atau stres karena kondisi darurat. Pendekatan semacam ini memperlihatkan bahwa penanganan bencana perlu memperhatikan aspek mental karena pemulihan fisik saja tak cukup bila trauma batin tetap dibiarkan.

Semangat Solidarity dan Komitmen untuk Pemulihan

Taruna Ikrar menyebut bahwa aksi BPOM ini dilandasi rasa empati dan solidaritas kemanusiaan. Ia menekankan bahwa di masa sulit seperti ini, keberadaan organisasi pengawas obat dan makanan harus “turun langsung” untuk membantu masyarakat sebagai bagian dari rasa tanggung jawab sosial.

Selain itu, posko ini juga dirancang sebagai wadah bersama yang bisa mempertemukan masyarakat terdampak, relawan, tenaga kerja kesehatan, dan pemerintah daerah dalam semangat gotong‑royong. 

BPOM juga menyampaikan apresiasi terhadap berbagai pihak pemerintah daerah, organisasi kemanusiaan, pelaku usaha, serta relawan yang bergerak cepat dalam merespons situasi darurat. BPOM pun berencana memperluas cakupan bantuan dan dukungan ke wilayah lain seperti Medan dan Padang, sebagai bagian dari komitmen hadir di tengah masyarakat yang membutuhkan.

Mengapa Upaya Ini Penting dan Apa Maknanya bagi Warga

Respons cepat seperti yang dilakukan oleh BPOM Peduli Aceh menunjukkan bahwa penanganan pasca bencana idealnya bersifat komprehensif bukan hanya memulihkan kebutuhan dasar, melainkan juga aspek kesehatan serta kesehatan mental. 

Bantuan obat dan suplemen dapat membantu menjaga kondisi fisik korban, sementara konseling trauma bisa menjadi pijakan penting untuk membantu penyembuhan batin. 

Dengan kolaborasi antara pemerintah pusat (melalui BPOM), pemerintah daerah, relawan, dan masyarakat, distribusi bantuan dan pemulihan bisa berjalan lebih terkoordinasi serta tepat sasaran. Ini penting terutama di area yang terdampak parah, serta bagi warga yang kehilangan akses ke layanan dasar.

Terlebih lagi, pendekatan empatik melihat korban bukan sekadar angka, tetapi sebagai manusia dengan kebutuhan fisik dan emosional membantu membangun kembali kepercayaan dan semangat kolektif. Oleh karena itu, inisiatif seperti BPOM Peduli Aceh bisa menjadi teladan cara penanggulangan bencana yang humanis, holistik, dan berkesinambungan.

Lebih baru Lebih lama

ads

Berita Amanah dan Terpeercaya

ads

Berita Amanah dan Terpeercaya
Berita Amanah dan Terpeercaya

نموذج الاتصال